"Cerita lucu nasrudin di bulan ramadhan "
Waktu itu bulan Ramadhan serta nasrudin tengah puasa. Timur Lenk mau juga membuat malu Nasrudin. Lantaran Nasrudin cerdas serta cerdik, ia tidak ingin mengambil kemungkinan beradu pikiran. Maka diundangnya Nasrudin ke tengah-tengah prajuritnya. Dunia prajurit, dunia otot serta ketangkasan.
“Ayo Nasrudin, ” kata Timur Lenk, “Di hadapan beberapa prajuritku, tunjukkanlah kemampuanmu memanah. Panahlah sekali saja. Bila panahmu bisa tentang tujuan, hadiah besar menantimu. Namun bila tidak berhasil, engkau mesti merangkak jalan pulang ke rumahmu. ”
Nasrudin terpaksa mengambil busur serta tempat anak panah. Dengan memantapkan hati, ia membidik tujuan, serta mulai memanah. Panah melesat jauh dari tujuan. Selekasnya kemudian, Nasrudin berteriak, “Demikianlah style tuan wazir memanah. ”
Selekasnya dicabutnya suatu anak panah lagi. Ia membidik serta memanah lagi. Tetap juga panah meleset dari tujuan. Nasrudin berteriak lagi, “Demikianlah style tuan walikota memanah. ”
Nasrudin selekasnya mencabut suatu anak panah lagi. Ia membidik serta memanah lagi. Kebetulan saat ini panahnya menyentuh tujuan. Nasrudin juga berteriak lagi, “Dan yang ini yaitu style Nasrudin memanah. Karenanya kita tunggulah hadiah dari Paduka Raja. ”
Sembari menahan tawa, Timur Lenk menyerahkan hadiah Nasrudin.
"Anak Dan Bapak"
Pada suatu hari di bulan ramadhan, ada seorang anak tidak sabar menunggu adzan maghrib dan mengeluh pada bapaknya.
Anak : “Bapak, maghribnya jam berapa sich?”
Bapak : “Jam 6, sabar dong” Jawab bapaknya dengan santai.
Anak : “Kok dari tadi masih jam 3 terus”
Bapak : “Emang knp?”
Anak : “Kan pengen cepet buka puasa pak…, apa kita putar aja jamnya biar jam 6?”
Bapak : “Ya udah…”
Anak : “Asyikkk…” Kata anak itu dan segera memutar jarum jam sampe ke angka 6.
Anak : “Pak…udah jam 6 tuh, buka puasa yok…”
Bapak : “Lho… itukan baru jam di kamar. Di ruang tamu, di ruang tengah, di kamar bapak, dan di dapur belum.”
Anak : “Oh…gitu ya pak, harus jam 6 semuanya?” Respon anak itu manggut-manggut, lalu berlari dan memutar semua jam di rumahnya.
Anak : “Bapak udah semua…” Teriaknya girang.
Bapak : “Jam tetangga-tetangga dan masjid udah?”
Anak : “Lho…kok sampe jam tetangga dan masjid juga??”
Bapak : “Ya iyalah….kan harus jam 6 semuanya, baru bisa buka puasa”
Anak : “Ya….capek dhe, mending nunggu aja, ketimbang mesti capek-capek muter jarum jam kecamatan.”
"Kendi Beracun"
Ketika masih muda, Abu Nawas pernah bekerja di sebuah perusahaan jasa jahit pakaian. Suatu hari majikannya datang membawa satu kendi madu dan karena kuatir madu itu diminum Abu Nawas, maka majikannya berbohong dengan berkata, "Abu, kendi ini berisi racun dan aku tidak mau kamu mati karena meminumnya!!!"
Sang majikan pun pergi keluar, pada saat itu Abu Nawas menjual sepotong pakaian, kemudian menggunakan uangnya untuk membeli roti dan menghabiskan madu itu dengan rotinya.
Majikannya pun datang dan sadar bahwa pakaian yang dijualnya ternyata kurang satu sedangkan madu dalam kendi juga telah habis. Bertanya dia pada Abu Nawas, "Abu!!! Apa sebenarnya yang telah terjadi..?".
Abu Nawas menjawab, "Maaf tuan, tadi ada seorang pencuri yang mencuri pakaian tuan, lalu karena aku takut akan dimarahi tuan, jadi aku putuskan untuk bunuh diri saja menggunakan racun dalam kendi itu..."
"Pembeli Dan Pedagang"
Pada suatu hari ada seorang pembeli yang sedang tawar-menawar dengan seorang pedagang buah jeruk.
Pembeli : “Bang, berapa jeruknya sekilo?”
Pedagang : “Rp.7500 mas!”
Pembeli : “Buseet, mahal amat… Rp.5000 aja dah!?”
Pedagang : “Kagak bisa mas, harganya udah pas!”
Pembeli : “Kalo enggak manis, gimana bang?”
Pedagang : “Kalo gak manis, enggak usah bayar!”
Pembeli : “Ya udah, kalo gitu yang enggak manis aja 10 kilo!”
Pedagang : “#$%@%&%????…”
"Ibu Dan Anak Nya"
Seorang anak penasaran ajukan pertanyaan pada ibunya, Anak : ibu, kenapa sebagian rambut ibu beralih warna menjadi abu-abu?
"Sang ibu berusaha untuk menggunakan peluang ini untuk mengajarkan anaknya" Ibu : perihal ini dikarenakan anda, sayang... tiap tindakan jelek anda dapat merubah satu abu-abu rambut Ibu !
Anak kecil itu menjawab polos. Anak : sekarang saya tahu kenapa nenek cuma mempunyai uban di
kepalanya.